Original tanpa Inspirasi?

Sebelum tidur, saya mengantarkan anak-anak tidur sambil bercerita. Saya memperlihatkan salah satu karya mas Pinot kepada Aila. Keluarga Pinot adalah salah satu sumber inspirasi yang saya kagumi akan karya-karyanya.

Dengan dalih ingin belajar dari Pinot, saya juga berusaha mengenalkan sebuah kata “proses” kepada anak-anak. Tidak ada yang secara cepat berhasil membuat sebuah karya tanpa sebuah proses di belakangnya. Walaupun saya tetap tidak akan memaksakan kehendak kepada mereka (anak-anak). Mereka bebas menjadi apa saja, yang penting tetap jadi orang baik.

Sebuah pikiran kadang berenang di kepala; dari mana mereka dapat inspirasi ? terlepas mereka memang berbakat, kadang saya ingin tahu bagaimana mereka menggali ide agar tidak stagnan ? atau bagaimana cara mereka tetap bertahan saat sedang lelah.

Saat membaca buku sastra yang kebanyakan isinya soal rasa. Kadang terpikirkan bagaimana cara mereka menyusun rentetan kata yang uwu atau bagaimana cara membuat tulisan yang njelimet tapi bagus.

Pertanyaan-pertanyaan macam ini sering muncul karena saya sendiri merasa dalam keadaan yang masih cukup susah menemukan inspirasi untuk mengembangkan sebuah karya. Terkadang terbentur malas dan malas.

Lalu terdampar pada satu tanya besar , apakah mereka orisinil tanpa inspirasi?

Bagaimana seorang pelukis menghasilkan karya tanpa melihat gambar orang lain?

Bagaimana seorang desainer membuat karya tanpa melihat katalog design dari tempat lain?

Bagaimana seorang penulis berhasil membuat tulisan bagus tanpa dia banyak membaca?

Bagaimana seorang sutradara membuat naskah drakor kesukaan kalian tanpa mempunyai referensi film lainnya?

Bagaimana seorang programmer seperti saya menghasilkan produk aplikasi tanpa melihat inspirasi aplikasi yang sudah ada? Saya sendiri lebih banyak menggunakan template dalam membuat desain aplikasi.

Seorang netizen bertanya pada Pinot, “Karya yang original itu seperti apa?” Jawabnya “Karya yang belum ketahuan sumber inspirasinya dari mana” diikuti sebuah emoji.

Perihal inspirasi ini tidak selalu suatu hal yang sama. Pelukis tidak selalu terinspirasi dari lukisan lain; Desainer tidak selalu terinspirasi dari desain yang lain, atau seorang pembuat aplikasi tidak harus dari aplikasi yang sudah ada. Ada banyak sumber inspirasi di luar sana yang bisa dijadikan rujukan, tapi tetap saja semua butuh inspirasi atau referensi. Sepakat?

Hmmm, bagaimana dengan seorang penemu? bagaimana Newton saat melihat buah Apel jatuh dari pohon, lalu menyimpulkan itu adalah gaya gravitasi? okelah kalau soal gaya, tapi bagaimana dia bisa memilih kata “gravitasi” tersebut? apakah dia tiba-tiba menyusun huruf begitu saja? hmmm misteri ya.

Lalu bagaimana sebaiknya kita mencari inspirasi? melihat apa? mendengar apa? Walau terkadang itu jadi jebakan diri sendiri; terlalu banyak inspirasi malah menimbulkan banyak pertimbangan, yang akhirnya bisa saja membuat kita gagal dalam mewujudkan sesuatu, menguap jadi wacana.

Akhirnya, saya berkesimpulan bahwa memang sangat jarang sebuah karya tanpa inspirasi. Kalaupun ada, itu hanya belum ketahuan saja sumber inspirasinya. Iya?

There’s nothing new under the sun, yes. — ujar seorang netizen.

Menurutmu bagaimana?

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *