Tai Banget

Tulisan ini benar-benar tentang tai. Kamu tidak harus meneruskan membacanya!

Cerita ini tentang satu hari di mana aku punya cerita tentang tai.

Suatu hari, suatu pagi setelah sampai di kantor, perutku terasa bergejolak ingin membuang tai. Pergilah aku ke tempat pembuangan tai ( baca : Toilet yang ada kloset nya). Sesampainya di lokasi, ada tiga pilihan bilik kloset, aku memilih di bagian tengah. Kenapa? gini aku ceritain ya. Sepertinya kamar mandi ini tu tidak didesain untuk memiliki tiga bilik yang ber-kloset. Lalu entah gimana mereka merombaknya jadi memiliki tiga kloset, setiap kloset itu dipisahkan dengan bilik yang sama ukurannya. Anehnya gini, di kloset sebelah kanan atau kiri, posisi klosetnya tidak berada di tengah-tengah dari si-bilik itu, tapi lebih dipinggir.

Kalau kamu pilih bilik sebelah kanan, maka posisi tempat duduk klosetnya akan cenderung mepet kiri. Kalau kamu pilih bilik sebelah kiri, maka posisi tempat duduk klosetnya akan cenderung mepet ke kanan. Intinya tu; tempat duduknya akan dipinggir dari bilik, bukan di tengah. Nah berbeda dengan kloset yang tengah, posisi tempat duduk klosetnya lebih di tengah, ya walaupun nggak tengah-tengah banget sih. Tapi itulah…di tengah jauh lebih enak aja menurutku.

Kembali ke tai ya. Jadi setelah aku memilih bilik tengah, aku membuka celana dong, ya seperti pada umumnya ritual mau buang tai. Lalu aku duduk duduk deh, nunggu gejolak diperut membuat daya dorong untuk si-tai.

Beberapa saat setelah mengeluarkan hasil pencernaan, eh terdengar suara orang tergesa-gesa masuk bilik sebelah. Orang itu masuk bilik sebelah kananku, artinya bilik sebelah kiri jika kamu lihat dari depan bilik.

Orang yang masuk ini sepertinya tergesa-gesa, gedubrak gedubruk gitu bunyinya. Terdengar juga bunyi resleting celana “sreeet” gitu. Setelah ia duduk di klosetnya dia mengeluarkan suara “aaahhh…mmmhhh”” seperti orang yang udah ngampet banget gitu. Bahkan suara itu dibarengi dengan suara tai “preeett preeet preeett….”. Yaaaa ampuunnnn ituuuu di sebelahku sedang party taiii…

Aku yang ada di sebelahnya merasa gimana gitu, mau mengeluarkan tai pun jadi sungkan. Seakan-akan tidak mau keluar lagi tai ini setelah mendengar suara tai di sebelah. Sayangnya, di bilik ini tu nggak ada kran yang bisa dinyalakan untuk membuat klamufase suara “preet plung”. Padahal aku tu kalau sedang “berhajat” begini lebih suka ada suara gemericik air. Tapiiii apa daya, akhirnya kami saling berbalas suara ejanan, “preeett preeet”.

_

Cerita di atas adalah cerita soal tai di pagi hari, setelah ini aku akan cerita soal tai lainnya.

_

Siang pun datang dan kita ada jeda waktu untuk beristirahat. Semacam ISHOMA, Istirahat Sholat dan Makan (halah halah). Siang itu aku berjalan menuju masjid terdekat. Sesampainya di sana, aku mengantre kamar mandi untuk buang air kecil. Tidak seperti biasanya, antree kali ini kok agak lama, apakah orang di dalam sedang buang tai? ( itu pikirku ). Tidak lama kemudian ada suara “jeglek” nah pintunya terbuka. Muncul seorang anak kecil, mungkin usianya sekitar tujuh sampai delapan. Adek itu agak basah kuyup gitu, aku pikir habis raup ( cuci muka ).

Masuklah aku ke dalam kamar mandi, daaannnn jreeeengg jreeeenggg ada sesuatu yang masih terapung di kloset, berwarna kuning agak coklattt, padat dan berbentuk huruf “J”. Bedebaaahhh! itu adalah tai yang belum tersiram secara sempurna. Aku tengok ke ember, airnya yang tersisa tidak banyak. Aku pikir adeknya tadi mungkin sudah berusaha untuk menyiramnya, tapi si tai emang ngga mau masuk. Dengan menahan aroma dan hoek hoek (baca: mau muntah), aku menyiramnya si tai yang nggak mempan dalam sekali siram. Si tai yang berbentuk J dan sepertinya keras ini tidak dengan mudah masuk ke dalam lobang kloset. Duuuhwww ini kalau ngga aku siram, aku keluar, lalu orang di belakangku tadi akan mengira ini taiku…hadoooh…. mana air di ember habis lagi, terpaksa aku tunggu sebentar hingga air di ember lebih banyak dan menyiramnya. Syukurnyaaa si tai akhirnya pergi huffth…huffhh….

Begitulah dua ceritaku dalam satu hari tentang tai…

Beneran kan tulisan ini tu tai banget !

Dasar tai….

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *