Sore, Macet, Bensin dan Rezeki

Sebuah ruas jalan sore ini terasa lebih macet dari biasanya. Terasa penuh dengan kendaraan roda empat. Aku percaya ini adalah efek hujan tadi pagi yang pada akhirnya membuat banyak yang membawa “gerobak”-nya keluar. Kalau udah kayak gini kondisi jalanan menjadi lebih semrawut, yang mobil ke lajur kiri, yang motor ke lajur kanan. Wiss pokoke ruwet, pengendara ugal-ugalan nyerobot kiri-kanan. Sore ini saja, pantat motorku sudah dua kali disundul dari belakang. Ahh…semoga nggak rusak ya bagian belakang motor.

Selama mengarungi macet gini tu kadang aku mikir; orang-orang ini semua pada mikir apa ya? Mereka ini pada pulang dari mana ya? Apa semua ini pulang bekerja sepertihalnya aku? kadang mikir; capek kali ya semua orang ini.

Hampir sampai di penghujung jalan yang penuh tiba-tiba aku tersentil dengan pemandangan di depan. Ada seorang pedagang bensin eceran yang berjualan tepat di depan pom bensin resmi. Pedagang tersebut sedang melayani dua pemuda berkendara motor RX-KING dengan ramah. Kedua pemuda ini sepertinya enggan ikut dalam antrean yang terlihat panjang di pom bensin resmi dan memilih untuk membeli eceran di depan pom tersebut. Tentu keputusan ini ada alasannya dan ada yang harus dibayar lebih untuk itu. Harganya tentu lebih mahal, namun kedua pemuda tersebut pastinya telah membayar waktu yang terbuang jika harus mengantree.

Kondisi seperti ini sebenarnya sudah pernah viral di sosial media. Pernah beredar sebuah foto pedagang bahan bakar eceran di depan pom resmi. Seperti yang aku lihat sore ini, ini memberikan sentilan mengenai rezeki. Pedangan tersebut sudah memberikan contoh; kita boleh berusaha yang sama, kita boleh menjalani hal yang sama. Tapi, perkara rezeki tentu sudah diatur dan tidak akan tertukar. Kita hanya perlu lebih percaya dan mau lebih berusaha untuk meraihnya.

Dengan apa yang sedang aku jalani hari ini. Dengan apa yang pernah hilang dan datang. Dengan apa yang aku inginkan dan yang aku butuhkan. Aku merasa perlu lebih banyak bersyukur dan tetap berusaha memperbaiki diri.

Terakhir, Tidak semua bisa kita dimiliki, tapi semua ini masih bisa kita syukuri..

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *