Adalah kegiatan yang sebenarnya cukup menghabiskan waktu dan tenaga (pikiran). Melakukan sesuatu atas dasar belum tahu, biasanya hanya akan menjadi coba-coba yang belum tentu ada hasil dan tujuannya.

Mengulik bukan perkara yang banyak dilakukan. Sebagian orang sudah lelah terselimuti keadaan. Sudah lelah dengan kegiatan yang ada. Alasan yang biasanya dinilai bijaksana adalah sudah merasa cukup dengan kondisi sekarang, ra sah ngoyoo nek jarene wong jowo. Yang sebenarnya adalah kondisi pelik antara hasrat dan kondisi nyata (Saat waktu ada, inginnya istirahat. Saat ingin berkarya, waktu tak punya).

Tidak ada yang salah dari semua pilihan. Semua berhak menentukan pilihan sesuai dengan keadaan dan kesenangan. Yang jelas semua pilihan adalah baik, tanpa terkecuali pilihanmu.

Continue reading

Sebuah tulisan bertajuk Tak Mangapa Menjadi Mas mas biasa di white journal memancingku untuk menulis judul di atas. Aku sepakat hampir di setiap paragraf dalam tulisan tersebut. Isinya jujur, sederhana dan memang begitu adanya. Menikmati yang kita punya, tanpa harus keras terhadap dunia.

Aku ingat salah satu tulisanku yang lain, tentang keinginan, yang mana tidak semua keinginan dapat diraih, bahkan kita sendiri yang harus menghentikannya. Bukan untuk tidak menggapainya, tapi memilih untuk menikmati yang kita punya.

Continue reading

Beberapa hari ini, setiap Maghrib aku mengajak si kecil Aya pergi ke Masjid. Selain untuk mengenalkan penciptanya, aku ingin melihat perkembangan Aya dalam menjumpai hal-hal baru. Oh ya, saat ini Aya berusia kurang dari tiga tahun, tepatnya dua tahun delapan bulan. Usianya akan ganjil tiga tahun pada bulan November nanti.

Aya ini memang lebih berani dibanding mbaknya. Dia cenderung suka ikut dan mau mencoba ini itu. Walaupun begitu kadang dia tiba-tiba masih sering menarik diri dan takut.

Hari pertama aku mengajaknya ke Masjid, aku pikir Aya akan menolak ajakanku, eh ternyata dia langsung mau dong. Aya dengan semangat minta pakai kerudung sama Mamapnya, sambil bilang “Adek Aya mau pergi ke Masjid”. Langsung cus ke Masjid. Aku pikir anak ini akan rewel atau mungkin akan minta pulang. Aku harus siap-siap nih, aku sebenarnya grogi sih (efek psikosomatis mulai muncul).

Sampai di Masjid, Aya mulai observasi lingkungan, sebenarnya tempat ini tidak terlalu asing bagi dia. Aya beberapa kali main ke sini dan sudah mengenal beberapa orang di sini. Namun seperti biasa, semua hal pertasma selalu butuh pengenalan dan observasi.

Continue reading

( psikosomatis )

Semenjak menderita asam lambung hingga gangguan kecemasan, ada banyak hal yang berubah. Bisa dibilang tidak ada hari-hariku tanpa rasa cemas.

Aku menjadi orang yang sangat dekat dengan kecemasan. Banyak hal yang dapat membangkitkan rasa cemas dalam pikiranku. Apapun itu, bahkan hal sepele dapat dengan mudah membuat cemas dan mengubah kondisi tubuhku. Dalam satu waktu aku bisa merasa sangat baik, namun hanya dalam hitungan detik aku dapat berubah menjadi cemas dan lemas. Hanya karena sebuah perasaan merasa.

Kenapa aku sebut perasaan merasa. Terkadang tubuh ini merespon kondisi pikiran terlalu cepat, bahkan sangat cepat. Contoh: ketika aku merasa kalau aku lemas, maka dalam waktu singkat tiba-tiba tubuh merasa sangat lemas. Atau disaat aku mendapatkan kabar buruk, aku bedebar, saat berdebar itu aku merasa ada yang tidak beres di tubuhku, dan langsung seketika itu juga tubuhku menjadi tidak enak dengan banyak perasaan itu.

Continue reading