Bryan adalah seorang laki-laki yang baru saja menyelesaikan pendidikan akademi militer. Seperti halnya seorang yang baru saja lulus sekolah dan masuk kerja, Bryan terlihat culun dan belum tampak gagah sebagai seorang anggota pasukan perang. Badannya masih kalah besar jika dibandingkan tas yang dicangklongnya, begitu juga celana panjangnya yang terlihat masih kedodoran. Kalau kamu ingat, dia lebih terlihat seperti kapten Amerika saat pertama kali masuk pelatihan pasukan, culun dan kurus.
Berbeda dengan Bryan, tokoh kedua ini adalah seorang laki-laki berwajah garang, terlihat sangar dengan janggut dan jambangnya yang lebat. Badannya lebih proposional. Dia adalah Omar Khan, bukan keturunan India, hanya kebetulan saja namanya Khan.
Omar adalah seorang pimpinan komplotan bersenjata, tapi bukan anggota militer resmi dari sebuah negara. Konon sih seperti kumpulan penjahat perang yang sering merampas dan merampok desa di timur tengah. Pasukannya ditakuti seantero negara lawan-lawannya, namanya pun sudah tersohor sebagai buronan paling dicari.
Suatu hari Bryan ditugaskan untuk menyerang pasukan Omar. Di sebuah padang pasir yang luas, Ia diturunkan beserta pasukan serdadu lainnya untuk menangkap Omar.
Ini adalah tugas pertama Bryan semenjak hanya latihan terus menerus. Ia mendapatkan tugas sebagai pendobrak depan, alias sebagai pasukan siap mati duluan.
Selain dibekali sebuah senapan laras panjang AK 45, Bryan juga didampingi seekor anjing terlatih bernama Zooky. Zooky adalah anjing yang sudah sejak kecil berlatih bersama Bryan. Ia memang dilatih dengan tujuan menjadi pendamping saat di medan pertempuran.
Jika dilihat dari fisiknya, Zooky ini lebih mirip jenis Srigala. Namun lolongannya tidak sepanjang srigala pada umumnya. Lebih seperti Siberian Husky, ah tapi aku tidak yakin soal per-anjingan, yang jelas dia adalah petarung.
Walaupun anjing petarung, Zooky merupakan jenis anjing yang setia kepada majikannya. Dalam sebuah sesi latihan, Ia tampak selalu ingin melindungi majikannya pada saat diserang lawannya.
Para serdadu sudah bersiap sejak siang. Mereka sudah bersiap di titik kumpul yang sudah ditentukan, sekitar 500 meter dari titik serang. Mereka tinggal menunggu perintah, lalu siap maju menjalani takdir sebagai pasukan perang.
Maju! perintah penyerangan datang sesaat sebelum malam tiba. Mereka diperintahkan memulai penyerangan dalam senyap. Zooky bersama anjing terlatih lainnya menjadi barisan paling depan, beriringan dengan pasukan perang lainnya, termasuk Bryan di belakangnya.
Lima puluh meter mendekati titik penyerangan, belum ada tanda-tanda jika penyerangan ini ketahuan oleh pihak Omar. Semakin cepat langkah Zooky untuk maju, semakin cepat pula Bryan mengikuti di belakangnya. Semakin dekat dengan titik serang, debaran jantung Bryan mulai kencang, pun nafasnya yang mulai tersengal-sengal. Tetesan keringat sudah mengalir dari keningnya, bahkan deras membasahi punggungnya.
Sepuluh meter mendekati kumpulan tenda persembunyian, tiba-tiba ada suara tembakan dari salah satu tenda. “Dorrr dooor door…” . Perluru mulai berterbangan, sepertihalnya berbalas pesan. Tidak ada hentinya, saling menikam dengan tajam, menyasar badan-badan yang mulai berlarian.
Sepertinya ini adalah jebakan atau siasat pasukan Omar untuk menunggu kemudian menyerang dari jarak dekat.
Anjing terlatih seperti Zooky memang dilatih untuk menyerang dan melindungi kawanan pasukan. Mereka mulai berlari kesana-kemari, menerkam setiap tenda dengan harapan menangkap para penembak atau paling tidak untuk mengalihkan perhatian lawan dan memberikan waktu agar para pasukan mampu membalas tembakan.
Serangan mendadak dari pasukan Omar ternyata jauh lebih sadis dari yang dibayangkan. Serdadu perlahan dipukul mundur. Kawanan Anjing pun mulai ketakutan dengan deru tembakan yang tiada henti. Pasukan Omar tersebar dimana-mana, tidak hanya dari dalam tenda, tapi juga dari balik gundukan pasir di sekitarnya.
Dalam sebuah situasi, Bryan terjerembab jatuh ketika berlari mundur. Jika bukan karena Zooky, Bryan sudah dipastikan tertembak timah panas. Zooky yang memang dilatih untuk melindungi, mengorbankan badannya untuk menerima timah panas yang sebenarnya menuju ke arah Bryan.
Zooky tersungkur di hamparan pasir, badannya tampak lemas. Ada dua timah panas yang bersarang di kaki depan dan belakangnya. Sudah dipastikan; dia tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa bantuan.
Zooky tampak bersuara, entah itu lolongan minta tolong atau menahan sakit. Yang jelas dari matanya ia terlihat lemah, memelas dan butuh pertolongan.
Bryan semakin terdesak untuk mundur. Dia berada dalam dilema; antara terus mundur atau kembali untuk menolong Zooky dengan resiko tertangkap atau terbunuh mati.
Bryan memutuskan untuk meninggalkan Zooky dan terus berlari mundur. Dalam hatinya itu pasti sangat berat meninggalkan anjing pendampingnya di medan perang dalam keadaan seperti itu.
Pasukan Omar berhasil memukul mundur para serdadu!
Omar mendekati Zooky yang sudah semakin lemas, dia menyentuhnya sambil seraya melihat luka pada tubuhnya. Zooky sebenarnya ingin melawan, terdengar dari suara menggeram yang dikeluarkannya. Sayang, Ia sudah tidak lagi bertenaga dan memilih pasrah menerima tangan Omar.
Zooky dibawa pulang oleh Omar, dirawatnya hingga pulih dari luka tembak. Berminggu-minggu berlalu, akhirnya kondisi Zooky kembali pulih dan prima layaknya anjing petarung. Zooky tentu sangat berterima kasih kepada Omar karena telah menyelamatkannya, walau dalam hati kecilnya dia akan selalu mengingat Bryan.
Semenjak bersama Omar, Zooky mempunyai kebiasaan baru. Dia selalu melonglong di depan tenda, sesaat menjelang malam tiba. Mungkin ini adalah cara dia mengingat Bryan atau berharap bertemu dengannya.
Berbulan-bulan berlalu, bertahun-tahun terlewati. Pada suatu hari terjadi sebuah serangan yang tiba-tiba datang menyerang persembunyian Omar. Serangan kali ini tidak hanya dari darat namun juga disokong serangan dari udara. Pasukan serang kali ini jauh lebih besar, sangat besar. Hingga dengan mudah memporak-porandakan dan mengepung tempat persembunyian Omar dan pasukannya.
Setelah diminta keluar dari tenda utama, Omar kemudian harus menghadapi laras-laras panjang yang sudah diarahkan kepada mereka, siap eksekusi. Pasukan serang yang datang ini ternyata merupakan serdadu yang dipimpin Bryan. Rupanya karir militer Bryan terus menanjak, hingga menjadi pemimpin pasukan perang.
Bryan yang memimpin pasukan ini tampak terkejut setelah melihat Zooky yang ternyata masih hidup dan bersama Omar. Pun Zooky, dia terperanjat ketika melihat Bryan ada di hadapannya. Mereka saling menghampiri, bak sebuah cerita indah, mereka tampak saling melepas rindu.
Setelah selesai dengan urusan bertemu Zooky, Bryan kembali pada tujuan awal penyerangan ini. Bukan lagi untuk menangkap, sumpah perintah yang dibawa Bryan adalah melakukan misi pembunuhan terhadap Omar.
Bryan mulai memberi komando pasukannya untuk mengarahkan laras panjangnya ke kepala Omar. Pasukan dengan sigap melakukannya. Namun belum sempat eksekusi itu terjadi, Zooky melonglong keras dan berusaha menutupi Omar dari laras panjang yang diarahkan padanya.
Ada rasa haru muncul pada situasi ini. Zooky berusaha melindungi Omar. Zooky merupakan anjing yang sudah sejak kecil bersama Bryan. Sementara Bryan harus menjalankan tugas untuk menembak mati Omar.
Karena sebuah janji perintah; Bryan mengambil keputusan untuk tetap menembak. Zooky pun turut tewas karena berusaha melindungi Omar dari serangan timah panas yang ditujukan kepadanya. Zooky tewas dalam pelukan Omar.
Bryan hanya bisa menyaksikan dan meratapi kejadian tersebut, sambil mengingat masa lalunya bersama Zooky.
Begitulah akhir dari cerita Zooky dan pertempuran antara Bryan dan Omar.
– selesai –
Dari cerita ini, who is good boy menurut kalian? Apakah ada pesan moral dari cerita ini?
***
Beberapa malam lalu, Aila yang menceritakan cerita ini padaku.
Also published on Medium.
Zooky bacanya Coki bukan???
Ceritanya bagus kak. Jadi ga sabar nunggu cerita selanjutnya..
Bebas mas