Seorang Syeikh berjalan dengan para muridnya, mereka melihat ada sebuah keluarga yang sedang bertengkar dan saling berteriak.
⠀
Syeikh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya, “Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?”
⠀
Salah satu murid menjawab, “Karena kehilangan sabar, makanya mereka berteriak.”
⠀
“Tapi, mengapa harus berteriak kepada orang yang tepat berada di sebelahnya? bukankah pesan yang ia sampaikan, bisa ia ucapkan dengan cara halus?” Tanya Sang Syeikh sambil menguji murid-muridnya.
⠀
Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yang mereka sepakati.
⠀
Akhirnya Sang Syeikh berkata, “Bila dua orang sedang marah, hati mereka saling menjauh, untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar.”
⠀
“Semakin marah, maka akan semakin keras teriakannya, sebab jarak kedua hati semakin jauh.”
⠀
“Begitu juga sebaliknya, di saat kedua insan saling jatuh cinta?” lanjut Sang Syeikh.
⠀
“Mereka tidak saling berteriak antara yang satu dengan yang lain, mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan, jarak antara kedua hati sangat dekat.”
⠀
“Bila mereka semakin saling mencintai, apa yang terjadi? Mereka tidak lagi bicara, mereka hanya berbisik dan mereka saling mendekat dalam kasih-sayang.”
⠀
“Pada akhirnya, mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik, mereka cukup hanya dengan saling memandang, sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi.”
⠀
Sang Syeikh memandangi muridnya dan mengingatkan dengan lembut, “Jika terjadi pertengkaran di antara kalian, jangan biarkan hati kalian menjauh.”
⠀
“Jangan ucapkan perkataan yang membuat hati kian menjauh, karena jika kita biarkan, suatu hari jaraknya tidak akan bisa lagi ditempuh.” (Anonymous)
***
Sebuah kisah disampaikan oleh Muzammil Hasballah.
0 Comments
·Leave a Reply