“Kalau mas nya namanya siapa?” – tanyaku kepada mas-mas di depanku.
“Namaku bagus mas, Tedi” – jawabnya. Hah?? Namanya Bagus atau Tedi ya? hehe.
“Namaku itu Tedi, tapi ada Jawa-nya, mas”. Hmm maksudnya gimana tuh? Lalu dia meneruskan dengan nama panjangnya, “Tediyanto, mas.” owalah! hahaha.
Aku sebenarnya tidak begitu yakin dengan susunan abjadnya, entah itu Tediyanto, atau Teddyanto. Disambung atau dipisah juga nggak tahu. Intinya dia menggambarkan kalau namanya memiliki unsur Jawa setelah diberi akhirnya Yanto. Mungkin karena nama Tedi dianggap bukanlah nama yang awam dipakai orang jawa kali ya, mungkin.
Tedi melanjutkan ceritanya. “Aku tu lahir di taksi mas”. Hah? sebentar, ini sepertinya akan lucu. “Jadi, aku tu lahir disaat dalam perjalanan menuju ke tempat persalinan. Belum benar-benar sampai, eh akunya udah lahir di dalam taksi”. hahaha sontak muncul senyum tawa di antara kami sore itu.
Belum selesai sampai disitu, dia melanjutkan ceritanya. “Nama Tedi itu diambil dari nama pak sopir taksi tersebut, lalu ditambahi akhirnya Yanto”. Haha haha haha semakin hangat tawa kami dong….
Tedi meneruskan ceritanya dengan penutup yang nggak kalah lucu. “Tadinya aku tuh mau dinamain TAKSIYANTO lhoo….” Hahaha untung nggak jadi ya hahahaha
“Wah kalau beneran namanya itu, bisa bisa sekarang sudah punya usaha taksi tuh…” – ujar mas-mas satunya….
Selesai
***
Lucu nggak? haha haha haha….
Ada berapa orangkah dalam cerita di atas?
*terima kasih mas, cerita lucunya sore itu”
Leave a Reply