Tidak terasa tahun 2020 sudah memasuki masa senja. Dengan segala cerita di dalamnya, kita sampai jua di penghujung cerita.
Tidak sedikit yang menyenangi waktu senja seperti ini, apakah aku termasuk? Hmm aku tidak terlalu fanatik soal ini. Tapi jika ada yang bertanya apakah suka senja? Aku akan jawab “suka”, bahkan dulu pernah rajin hunting foto senja, dulu.
Aku juga suka pagi. Tapi sekali lagi, aku bukan orang fanatik soal ini. Senja atau pagi, keduanya punya kemewahan yang tidak layak dibandingkan satu sama lain.
Menikmati senja adalah kemewahan, terlepas dari gaya kekinian yang suka menyandingkannya dengan kopi atau teh. Tapi tidak harus begitu juga kan?
Seperti selayaknya menikmati senja, mari kita nikmati saja tenggelamnya matahari di Tahun ini. Tidak perlu risau akan pencapaian yang belum terlampaui ataupun sibuk memikirkan rencana untuk esok setelah senja.
Bersyukur telah sampai di titik ini, bertahan dalam kondisi bumi yang tidak baik-baik saja.
Sambil memandangi langit yang mulai berwarna jingga dan bermandikan semburat cahaya. Aku akan menarik nafas, lalu menghembuskannya perlahan-lahan, sambil berucap syukur secara lirih hingga hanya aku yang mendengarnya.
Malam tiba. Terima kasih untuk tahun ini, pun maaf untuk banyak kesalahan di dalamnya. Apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik.
Hampir memejamkan mata, saatnya ku sudahi tahun ini dengan baik dan melanjutkan rencana baik di tahun depan.
Harapan selanjutnya, semoga bumi segera membaik dan apapun yang terjadi selanjutnya adalah kebaikan.
Terima kasih, 2020.
Leave a Reply