Lampu traffic light menyala merah ketika saya dalam perjalanan pulang dari tempat bekerja. Saya berhenti disebuah pertigaan kecil yang terletak tak jauh dari warung penjual siomay “kang cepot”.

Tepat di depan saya berdiri seorang bapak tua yang juga bersepeda tua dengan gerobak di belakangnya. Hmm mungkin lebih tepatnya bukan gerobak kali ya, tapi semacam tempat yang biasa sebagai tempat di sebelah kiri dan kanannya.

Bapak tersebut sepertinya juga dalam perjalanan pulang menuju rumah setelah menjajakan gas 3 kilo yang menurut saya; tabungnya lebih iconic untuk robot hijau Android. Continue reading

“Sebelum rangkaian sholat jumat kita laksanakan, kami dari takmir mesjid akan mengumumkan beberapa hal” begitulah biasanya takmir mesjid memulai pengumuman menjelang jumatan.

Ada hal yang menarik disetiap takmir memberikan pengumuman ini. Yaitu ketika mereka menyebutkan terbilang dari rupiah, baik dari jumlah infak sampai mengucapkan terbilang saldo mesjid.

Saya selalu tertarik mendengarnya bukan karena soal jumlah saldo atau besarannya lho ya. Ini murni dalam context bahasa. Karena tidak semua mesjid mengumumkan soal ini.

Jujur, menyebutkan terbilang dari sebuah angka rupiah itu susah-susah gampang. Kalau rupiahnya masih sedikit sih tak masalah, tapi akan berlibet kalau nilai rupiahnya agak besar dan ganjil-ganjil.

Biasanya yang membacakan pegumuman gini adalah mas-mas takmir yang masih cukup muda, mungkin grogi ya, jadi waktu membaca angka terbilang jadi agak belibet.

Coba deh kita sebutkan terbilang dari angka ini Rp. 83.657.300 atau Rp. 173.678.300, masih mudah? Iya, karena penulisannya tepat dengan pemisah tanda baca. Bayangkan kalau yang menulis itu tanpa tanda baca dan belum lagi ditulis dengan tulisan mawut, misale 83657300 atau 173678300. Bayangno susahnya takmir. Hahaha

Tapi bagian ini selalu menarik buat saya, karena apa? Ya, karena lucu aja. Mayan buat hiburan tho, walaupun hanya sekedar sedikit menggerakan bibir untuk senyum.

Coba deh besok atau nanti waktu jumatan perhatikan takmirnya menyebut terbilangnya, lancar atau terbata-bata ya.

Jika dibandingkan dengan liga sepakbola negara-negara Eropa, maka untuk menyukai sepakbola Indonesia memang tidak mudah. Butuh loyalitas, butuh kerelaan dan butuh banyak hal yang dimaklumi.

Satu-satunya sepakbola Indonesia yang masih bisa langsung diterima semua rakyat adalah pertandingan timnas, itupun saya rasa lebih karena rasa nasionalisme. Walaupun sebenarnya timnas kita itu tidak pernah benar-benar mujur setiap kali partai krusial, alias selalu gagal mencapai titik puncak klimaks kemenangan. Continue reading

Instagram ranked worst for young people’s mental health

Belum lama ini RSPH (Royal Society for Public Health) membuat riset tentang pengaruh sosial media terhadap kesehatan mental penggunanya. Berdasarkan riset tersebut mereka membeberkan hasil berikut :

  1. YouTube ( Most positive )
  2. Twitter
  3. Facebook
  4. Snapchat
  5. Instagram ( Most Negative )

Instagram menjadi yang paling negative dan YouTube menjadi yang paling positive. Kenapa bisa begitu?

Continue reading

Kini rakyat sudah sangat mudah mengkonsumsi video dari media apapun. Mulai dari YouTube, Instagram, WhatsApp,  Twitter, Facebook, Vimeo, website penyedia video, atau bahkan aplikasi yang isinya live show cewek berbusana mini sudah sangat mudah dikonsumsi.

Pada artikel sebelumnya saya pernah bercerita mengenai video. Dalam tulisan “itu” saya menulis bahwa mulai saat itu apapun kegiatan yang Anda lakukan ada baiknya didokumentasikan dalam bentuk video, dengan alasan bahwa konten video akan terus berkembang dan terus jadi konsumsi para netizen. Continue reading

Kurang lebih tujuh juta dua ratus lima puluh tujuh ribu enam ratus detik yang lalu terakhir kali saya menulis cerita di blog ini.

Sudah 120,960 menit yang lalu, sudah 2016 jam, sudah 12 minggu atau 84 hari yang lalu saya bercerita soal pistolan air dan belum disisipi cerita apapun.

Selain sudah lama tak mengisi blog ini, saya juga sudah lama tak bercerita di situs gulangguling.com, Bahkan kini situs itu lebih sering diisi oleh istri yang cukup rajin cerita tentang drama korea, sementara saya? sibuk dengan belum sempat menulis apa-apa di sana-sini. haha lol…

Menulis memang tak mudah, walaupun banyak cerita terkadang males untuk menulisnya hehe…

***

Seperti tagline yang sudah saya buat untuk blog ini “Tempat untuk menyimpan Ingatan”, jadi mari memulai lagi untuk menulis beberapa hal yang mungkin perlu diingat di sini.

Sekian dan mari menulis cerita selanjutnya…

 

 

Dulu, airnya diisi ke dalam pistolnya. Udah gitu, airnya suka rembes mili dari tutupnya yang kadang-kadang cepet rusak. 

Hari ini beli pistolan air buat Aila. Biar dia tau ada mainan macam ini. Bentuknya sekarang lebih modern, sudah ada tempat tampungan airnya sendiri, bahkan tampungannya itu bisa di lepas, layaknya sebuah pistol yang hendak reload amunisi. Well yach.. 

Jogyakarta 15 Februari, akhirnya saya nonton PSS Sleman secara langsung di Stadion Maguwoharjo. Haha lebay banget ngga sih sampai diblog-in gini. Tapi tak apalah, ini emang kali pertama nonton bola di Maguwoharjo.

Keinginan nonton ini muncul setelah nonton kick off piala presiden antara PSS Sleman vs Persipura ditelevisi. Alasan lainnya adalah saya sudah cukup lama tinggal di kota ini, namun belum pernah nonton sepakbola di stadion yang jaraknya sebenarnya tak jauh-jauh amat dari rumah. Ya hitung-hitung cari pengalaman baru dan pingin merasakan euforianya di stadion.

Sebenarnya saya berencana mencari jadwal PSS main pada akhir pekan, karna di hari sabtu atau minggu itu saya punya waktu untuk nonton langsung, eeh ternyata malah adanya di hari Rabu, Beruntung pada hari rabu tersebut pak Presiden yang terhormat memberikan libur karena “pesta rakyat” Pilkada. Well akhirnya rencana nonton pun semakin terbuka.

Continue reading

Dalam lingkungan windows ada sebuah cara mengkonsumsi aplikasi dengan gaya CLI linux, yaitu dengan menggunakan Chocolatey.

Seperti tagline mereka, Chocolatey adalah package manager untuk windows. Untuk Anda yang pernah menggunakan sistem operasi under Unix tentu mengerti apa itu package manager. Secara sederhana, dengan bantuan Chocolatey ini pengguna Windows dapat melakukan management software seperti install, upgrade dan remove dengan command CLI.

Kenapa pakai Chocolatey? Kenapa tidak hanya pakai Installation Wizard? Sebenarnya ini sebuah pilihan sih, tapi untuk teman-teman yang terbiasa dengan CLI maka akan sangat terasa kegunaannya. Lagian menurut saya hampir semua tutorial coding kebanyakan dibuat oleh user yang terbiasa dengan command CLI, jadi dengan adanya Chocolatey ini setidaknya akan mempermudah proses belajar. Continue reading

Hari ini sebuah notifikasi facebook muncul di foto lama yang tepat di hari ini berumur 6 tahun. Dalam foto itu seorang teman lama yang juga seorang owner dari startup keren Sale Stock, mas bro Lingga Madu mengirimkan sebuah komentar.

Isi komentarnya singkat, hanya sebuah tautan lowongan di perusahaan yang salah satu kantornya selalu saya lewati setiap pagi dan sore ( prapatan kentungan ). career.salestock.io

Setelah membuka tautan tersebut, saya mulai membaca dan skrol-skrol pada laman tersebut. Lowongan pekerjaan disana sungguh asik, menarik dan banyak, yang jelas sih aiti (IT) banget. Continue reading

Hari ini saya melakukan update satu aplikasi di project Androlite. Update major-nya adalah mengganti Library images menggunakan Glide yang menurut jauh lebih baik dari lib lainnya. Selain itu, Update kali ini saya menyatakan berpisah pada API level 9. Walaupun pada statistik installer masih ada pengguna dengan device level 9, namun saya rasa kini sudah waktunya harus move on dari Android Gingerbread tersebut.

updateandroid

Perubahan ini dilakukan karena mengikuti perkembangan, mungkin sama halnya dengan WhatsApp yang kini sudah tidak memberi support untuk Android versi lama, beberapa devices Windows Phone dan devices Blackberry versi terdahulu.

Para pengembang sudah lama meninggalkan support untuk API Level 9. Untuk saat ini Android level 14-lah yang masih relevan untuk diberi support, yakni minimum Ice Cream Sandwich.

Goodbye para installer Gingerbread, …

 

Akhir-akhir ini saya lebih banyak mengetik kode Android. Selain memang sedang menggarap aplikasi Android di kantor, akhir-akhir ini saya juga disibukan dengan kegiatan memperbaharui aplikasi untuk project Androlite.

Update aplikasi di Androlite ini memang terkait kebutuhan dan mempertanggungjawabkan aplikasi yang pernah saya buat.

Kenapa mempertanggungjawabkan? Ceritanya begini, Pada awal bulan Agustus saya mendapat kiriman surat elektronik dari Google Play, dalam surel tersebut dikatakan bahwa enam dari sedikit aplikasi milik Androlite harus diberi treatment khusus terkait cara penampilan iklan. Continue reading

Dulu sih sudah pernah pakai GCM, tapi sekarang nyoba main main push notifikasi di Android dengan model baru dari Firebase Cloud Messaging.

Pada Firebase ini banyak fitur yang ditambahkan, kita bahkan bisa mengirim push notifikasi langsung dari halaman dashboard console firebase developer. Selain itu ada yang menarik lainnya, yaitu kita bisa membuat group dari para user aplikasi kita secara langsung. Dengan adanya group ini, akan mudah dalam mengkategorikan push notifikasi sesuai group dari pada user. Berikut yang sempat saya pelajari tentang Firebase Cloud Messaging.

 

 

Error ini saya temukan setelah upgrade ke php versi 7.0, Error yang menurut saya sedikit berpengaruh ke salah satu plugin WordPress JetPack (hanya sedikit) dan yang paling berpengaruh pada kasus saya adalah ketika menggunakan fitur dari xmlrpc .

Jika anda terbiasa menggunakan xmlrpc atau pakai library IXR_Library , maka akan muncul pesan error begini sesaat setelah anda mencoba request/posting data ke server WordPress. Continue reading

Awal carita ketika saya membaca sebuah thread di forum yang konon katanya paling besar dinegara ini, sebut saja kuskas. Di thread tersebut dibahas mengenai sebuah profesi, kita sebut saja “programmer”. Menarik disimak karena subject dari thread menggambarkan sebuah profesi dinegeri ini, tapi thread tersebut tidak akan begitu nyaman dilihat bagi seorang yang memang berprofesi tersebut (programmer). Fakta didalam thread tersebut menggambarkan betapa tidak nyaman menjadi seorang programmer. Halaman pertama dipenuhi dengan komentar para agan yang merasa pekerjaan programmer kurang baik. Mulai dari berkomentar kehidupan programmer yang penuh deadline, dikejar kejar client sampai membicarakan masalah pendapatan yang cekak.

Disini saya bukan untuk menyanggah semua kalimat atau komentar yang ada pada thread tersebut. Saya mengakui memang dari beberapa komentar disana ada benarnya, tapi saya mengajak untuk mengerti dan memahami arti dari profesi.

Kenapa Profesi ?

Profesi atau biasa dikenal dengan sebuah bidang kerja. Sebuah bidang kerja itu memerlukan keahlian. Logika sederhananya adalah anda tidak akan jadi guru matematika jika anda tidak mengerti apa itu matematika, ya kan?

PROFESI /PRO·FE·SI/ /PROFÉSI/ N BIDANG PEKERJAAN YG DILANDASI PENDIDIKAN KEAHLIAN (KETERAMPILAN, KEJURUAN, DSB) TERTENTU; – KBBI

PROFESI ADALAH KATA SERAPAN DARI SEBUAH KATA DALAM BAHASA INGGRIS “PROFESS”, YANG DALAM BAHASA YUNANI ADALAH “ΕΠΑΓΓΕΛΙΑ”, YANG BERMAKNA: “JANJI UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN MELAKUKAN SUATU TUGAS KHUSUS SECARA TETAP/PERMANEN”. PROFESI ADALAH PEKERJAAN YANG MEMBUTUHKAN PELATIHAN DAN PENGUASAAN TERHADAP SUATU PENGETAHUAN KHUSUS. – WIKIPEDIA

PROFESI ITU ADALAH PILIHAN – ARDHITYA

Quote diatas memberikan penjelasan dengan jelas bahwa sebuah profesi itu memerlukan keahlian, keterampilan, kejujuran dan satu lagi yang perlu saya tambahkan bahwa profesi itu adalah pilihan. Sama halnya dengan programmer, mereka yang hidup dibidang itu seharusnya bukan karna paksaan, bukan karna dulu ketika kuliah salah jurusan, bukan seperti itu. Mereka memang mampu! mereka mau! dan mereka suka!

Pekerjaan mana yang tidak pusing dan tidak punya deadline?

Walaupun nih anda seorang bos, seorang direktur bukan berarti tak ada kepusingan dan deadline disana, ah itu prek. Mereka tetap punya deadline dan pusing hanya saja tingkat kepusingan dan deadlinenya itu berbeda. Tapi jangan salah, atasan itu punya tanggung jawab yang besar terhadap anak buahnya dan kelangsungan dari perusahaannya. Itu lebih berat dibanding programmer yang tanggungannya hanya code yang salah. Mungkin untuk level kepusingan/ beban untuk setiap profesi itu sebaiknya dibedakan, jadi tidak semua profesi itu dinilai sama atau dibandingkan. Contoh: anda membandingkan profesi programmer dengan konsultan IT, menurut saya ini kurang tepat. kenapa ? Programmer itu profesi sendiri, dia berada diposisi sendiri begitu juga konsultan IT. Setiap profesi itu berdiri sendiri. Ingat! profesi itu adalah pilihan.

Pendapatan itu masalah kemauan dan kemampuan.

Kenapa begitu? fakta yang saya dapati dan bertemu beberapa rekan programmer bahwa mereka banyak juga yang berhasil, bahkan menurut saya pekerjaan mereka menyenangkan. Contoh sederhana: beberapa rekan programmer mereka memilih bekerja sebagai freelancer, mereka bekerja mendunia, bekerja menembus batas negara, mereka mengerjakan project di luar negeri, jam kerja mereka juga bebas sesukanya, pendapatan mereka juga tidak kecil. Ada juga programmer yang memilih untuk menerima pendapatan tak cukup besar, tapi mereka justru punya kelebihan prestasi dibidang lainnya atau kemampuan programmingnya sangat bagus. Meraka itu programmer, itu sebuah profesi! Kenapa mereka bisa? Saya pikir itu karna mereka mampu dan mereka mau melakukannya. Jadi menurutku: pendapatan profesi itu didasari atas kemampuan dan dipengaruhi oleh kemauan. Kalau mau jadi programmer ya harus mau programming atau paling mudah adalah anda harus menyukai programming. Kalau anda tidak suka dengan apa yang anda lakukan maka anda hanya akan jadi Nol besar dan hanya akan berkomentar-komentar. Ingat! bahwa apapun itu profesi merupakan sebuah pilihan! dan rejeki itu sudah ada yang mengaturnya.

“Im programmer, I have no life”

Fakta dunia. Programmer mana yang tak tau kalimat itu. Lalu buat apa pelajaran programming ? apa mereka membuat orang yang tidak punya hidup? bukan itu esensinya! Kata “I have no life” itu gak perlu dimaknai sebenarnya, ini erat kaitannya dengan manajemen waktu dan manajemen proyek anda. Kalau anda merasa no have life ya berarti time manajemen anda yang kurang baik! Atur atur waktu dan bobot pekerjaan, sisakan untuk hidup, berkeluarga, bersosialisasi dengan lingkungan selayaknya manusia sosial. Walaupun dimana mana mengatakan kalau programmer have no life tapi tetap kamu harus bangga punya profesi ini, karna tak semua orang bisa dan mau berada diposisi ini. ingat bahwa profesi ini adalah sebuah pilihan dan bagi orang yang mau dan mampu!

SETIAP PROFESI BERHAK UNTUK DIBANGGAKAN, APAPUN ITU!

PROGRAMMER ADALAH SENIMAN!

Well, Saya memang berada dilingkungan programming. Saya tidak merasa kalau profesi ini membuat saya menderita, Saya menyenanginya, saya juga gak jago-jago amat atau saya jg gak terlalu mahir juga dibidang ini, tapi saya senang. Bukankah intinya adalah “yang penting happy”. Saya punya banyak teman dilingkungan yang sama, mereka punya kehidupannya masing-masing dengan caranya masing-masing, mereka juga sangat menyenangkan. Kita atau saya memang tidak pernah tau apakah profesi kita akan terus terusan pegang kode sampai tua nanti, yang jelas profesi ini merupakan pilihan kami.

Kita semua punya profesi, dan setiap profesi itu punya konsekuensi, profesi itu punya tuntutan, setiap level profesi itupun berbeda. Begitu juga person yang menjalaninya, mereka punya kemampuan dibidangnya masing masing, mengerti dan memahami apa yang menjadi profesinya. Jadi, mari kita lebih memahami arti dan membanggakan profesi daripada merendahkan profesi.

Belum tentu yang anda jalani sekarang lebih baik dibanding yang orang lain lakukan dan belum tentu yang orang lakukan itu akan baik untuk anda.

Saya yang terus belajar,_

(tulisan asli di saya tulis di sini https://gulangguling.com/2013/07/18/ini-soal-profesi/)