Sebelumnya, kami (saya) ini adalah orang yang sebenarnya jarang sekali tampil di depan publik. Kami orang yang terbiasa dibalik layar komputer, namun kebetulan punya kesenangan yang sedikit sama, yakni bermusik.
Adalah ibu direktur yang secara tiba-tiba meminta kami untuk tampil akustikan di acara beliau. Mak deg tentunya dong. Kami yang tidak pernah main bersama langsung ditodong untuk main akustikan dalam sebuah acara. Padahal kalau saya gitaran saja jarang banget memainkan sebuah lagu secara lengkap dan sampai selesai.
Parahnya kami hanya punya waktu dua hari. Hari ini adalah Rabu, sementara harus tampil pada hari Jum’at.
Ya tapi tapi tapi mau gimana lagi, ini perintah atasan dan mau tak mau ya harus maju. Dengan berbekal sedikit keyakinan kami memulai latihan Rabu malam di rumah salah satu kolega yang super duper berbakat, serba bisa dan punya kelengkapan alat yang lebih dari cukup untuk kebutuhan perform.
Saya sendiri sudah lama sekali tidak main musik bersama-sama, sudah lama sekali tidak tampil di depan publik, intinya sudah lama tidak berkegiatan diluar kebiasaan sehari-hari. Perkara ini jelas erat kaitannya dengan kesehatan psikis yang hingga kini masih cukup sering menghantui.
Bagaimana mau perform main musik, untuk urusan mengendalikan kecemasan saja saya kewalahan setengah mati.
FYI, sudah dua tahun ini saya mengalami psikosomatis. Kalau terapis bilang saya mengalami Mental Exhausted. Efek yang timbul adalah rasa cemas yang sangat hebat ketika hendak melakukan sesuatu. Cemas ketika dalam situasi yang baru atau dalam keadaan tidak baik.
Adanya event manggung dadakan ini membuat rasa cemas bergejolak, sangat bergejolak. Saya sudah merasa tidak tenang semenjak mendapat kabar diminta untuk perform.
Gejalanya macam-macam, asam lambung naik pesat, badan menjadi panas dingin cenderung kedinginan, bedebar kencang yang lebih kepada rasa takut dan menyerah, yang jelas kecemasan ini mengganggu hingga kondisi fisik tentunya.
Beruntungnya saya memiliki teman-teman yang mengerti dengan kondisi ini, mereka memberikan banyak dorongan, meyakinkan saya untuk mampu melewati ini, dan yang jelas saya merasa memiliki teman dalam kondisi ketidaknormalan ini.
Sebelum fix sampai di hari H, saya sering sekali ragu untuk main. Bahkan tiap hari mengeluarkan pertanyaan “Eh ini jadi main?” Saking ragu-ragunya.
Mungkin tak banyak yang tahu, bahwa hal sepele semacam ini menjadi berarti bagi seorang penderita dalam kondisi psikis lemah, yang cenderung butuh bantuan.
Jujur, saya memberi apresiasi tinggi untuk mereka yang memahami kondisi saya. Keluarga tentunya, kawan-kawan yang sudah sangat dekat, mereka sedikit banyak sangat membantu sekali.
Dalam sebuah sesi konseling, saya pernah diberi nasihat oleh seorang terapis; “Anda beruntung mendapat dorongan dan ditemani oleh seluruh anggota keluarga. Banyak sekali orang yang bermasalah psikis seperti Anda, namun pada akhirnya diacuhkan oleh keluarganya sendiri. Padahal seseorang yang menderita seperti ini adalah individu yang butuh bantuan.”
Saya bukan mengada-ada atau butuh perhatian. Namun yang jelas, saya benar-benar berterima kasih kepada kamu, kamu dan mereka yang telah banyak membantu dan selalu menemani. Semoga kalian selalu sehat.
So, hari itu Jumat, 26 Juni 2020, menjadi sebuah pencapaian terbaik dalam kurun waktu dua tahun belakangan ini.
Selama proses persiapan ataupun saat tampil kemarin sempat membawa saya pada memori masa lalu. Merasakan kembali jiwa yang penuh yakin, sedikit liar tanpa takut dan sangat bersemangat.
Yang jelas, peristiwa ini sangat lebih dari hanya sekedar tampil bermusik. Ini adalah salah satu step terbaik dalam proses healing. Tampil di depan publik bukan hal mudah bagi penderita kecemasan.
Alhamdulillah mereka selalu meyakinkan saya untuk terus maju dan pada akhirnya mereka akan berkata “berhasil kan? Bisa kan?”.
Ini akan jadi bekal proses healing selanjutnya. Saya akan mengingat kejadian ini untuk lebih kuat menghadapi hal selanjutnya. Mengingat kalian juga tentunya.
Semoga lain waktu kita bisa bersama-sama main lagi!
Walaupun terdengar banyak kacau sana-sini tapi menyenangkan ya melihat dan mendengar hasil perform sendiri.
Terima kasih, teman.
Leave a Reply