Belajar Merelakan Domain Expired

Domain-domain itu dulu kubeli dengan niat serius. Nama yang terasa pas, ide yang terasa matang, dan keyakinan bahwa “ini akan jadi sesuatu.” Aku punya domain lebih dari jumlah jariku tanganku. Mereka bukan sekadar alamat website—mereka adalah janji kecil diriku sendiri tentang masa depan.

Beberapa domain berjalan dan menghasilkan cukup banyak kunjungan, namun tidak sedikit pula yang terseok-seok menjaring trefik yang tak kunjung meledak.

Semua domain punya rencana, namun waktu punya caranya sendiri untuk menyederhanakan rencana.

Yang tadinya memiliki jumlah kunjungan cukup sebagai syarat payout, kini perlahan mulai kehilangan magisnya. Dunia kini sudah berubah dalam memandang informasi. Jumlah kunjungan tidak lagi meledak, perlahan hilang dan semakin senyap. Beberapa ide berhenti tanpa pernah diberi penutup. Sedih…, iya sedih.

Aku bukan menyerah, aku pernah berusaha dan mempertahankannya, namun dunia maya kini berbeda. Media visual lebih menarik dan kecerdasan buatan yang sangat seksi sudah mengubah cara pandang informasi.

Literasi tidak lagi sulit dicari, narasi tulisan terlalu mudah di-inisiasi oleh ai.

Akhirnya, terus dipelihara hanya akan menjadi nelangsa. Rasa sayang muncul bukan karena harga, tapi karena cerita di baliknya. Karena setiap domain menyimpan versi diriku yang pernah berani bermimpi sedikit lebih keras.

Sementara itu aku berusaha mencari pelajarannya. Ternyata tidak semua yang kita mulai harus kita selamatkan. Tidak semua yang pernah kita yakini harus kita bawa sampai akhir.

Seperti domain yang masa aktifnya habis, ada hal-hal dalam hidup yang memang sudah harus selesai.

Merelakannya bukan tanda gagal, melainkan tanda bahwa kita cukup jujur untuk mengakui kenyataan.

Hari ini domain-domain itu berakhir. Aku belajar hal sederhana namun besar: merelakan tidak selalu tentang kehilangan—kadang ia hanya tentang berhenti menggenggam, namun kekal dalam ingatan.

Aku tidak kehilangan apa pun, tidak ada yang benar-benar pergi. Tapi anehnya, rasanya seperti melepas sesuatu yang pernah sangat aku yakini.

Dan mungkin…– itu adalah bentuk kedewasaan yang paling sunyi.

Selesai…